Sabtu, 10 Januari 2009

Serpihan Kaleidoskop 2008: Sepercik Darah dari Gaza, Palestina

[Desember 2008 -- Baru sekarang diposting,,]

Palestina kembali berdarah.. Serangan Israel ke jalur Gaza, 345 Warga Palestina Tewas (TV-one;30/12/2008).

Di penghujung tahun 2008 ini, dunia dikejutkan oleh tragedi kemanusiaan yang terjadi di jalur Gaza, Palestina. Serangan udara Israel secara besar-besaran ke wilayah ini pada akhir Desember 2008 menyebabkan korban jiwa yang tidak sedikit. Satu hal yang perlu dicatat adalah sebagian besar korban serangan tersebut merupakan warga sipil Palestina yang sama sekali tidak terlibat konflik! Hal ini senada dengan apa yang diucapkan menteri kesehatan Palestina, Dr. Basem Naeem, bahwa pasukan Israel menyerang lembaga-lembaga dan pusat layanan umum, “Bahkan sejak awal yang diserangan adalah lembaga sosial dan rumah-rumah penduduk” (http://www.kispa.org/index.php/view/ berita; 31/12/08).

Sabtu, 27 Desember 2008 di tengah hiruk pikuk kesibukan sehari-hari warga Palestina, pembantaian dimulai!

Serentetan serangan mulai dilancarkan oleh Israel hari itu. Gelombang serangan pertama berlangsung secara terkoordinasi selama 3 menit dengan targetan menghancurkan 50 titik infrastruktur di Gaza. Tak tanggung-tanggung, 60 jet F-16 diterjunkan dalam operasi ini. Serangan tersebut segera diikuti oleh serangan selanjutnya untuk menghancurkan markas HAMAS yang terletak di tengah populasi warga sipil Palestina. 1 jam setelah serangan pertama tersebut, 155 warga Palestina tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Tak cukup dengan itu, Israel kemudian meneruskan serangannya sepanjang malam. Penderitaan warga Palestina agaknya akan berlangsung lama, mengingat pernyataan yang dikeluarkan olah Menteri Pertahanan Israel, “Saat untuk menyerang Gaza telah tiba dan operasi ini tidak akan berlangsung sebentar. Operasi akan jauh lebih dalam dan luas apabila diperlukan”. Pernyataan ini diperkuat oleh Perdana Menteri Israel Ehud Olmert, yang mengatakan operasi militer Israel di Jalur Gaza adalah tahap pertama dari serangkaian langkah yang disetujui oleh kabinet (Antara News;31/12/2008).

Hingga Selasa (30/12/2088) jumlah korban dalam serangan udara l dan laut oleh Israel di Jalur Gaza, dimana masjid dan permukiman penduduk menjadi sasaran tersebut telah mencapai 350 orang. Sementara korban luka-luka hingga kini mencapai 1650 orang, 300 di antaranya luka-luka berat.

Konflik Israel-Palestina memang telah berlangsung lama. Sepanjang konflik tersebut, tak terhitung berapa banyak manusia yang telah menjadi korban pembantaian yang terjadi. Sejak negara Israel berdiri kurang lebih 60 tahun lalu hingga saat ini pembunuhan demi pembunuhan terus terjadi.



28 oktober 1948, pembantaian masal (Hollocaust) oleh Israel di Douimah, sekitar 1000 orang palestina terbunuh.


29 Oktober 1956, pembantaian oleh Israel di Kafr Kassim, 49 orang terbunuh.

9 September 1972, serangan udara Israel di Suriah dengan target para pengungsi Palestina, sekitar 500 orang meninggal dunia.

9 november 1977, Israel menyerang Lebanon dengan target para pengungsi Palestina, sekitar 300 orang terbunuh.

Juni 1982, serangan terhadap kamp pungungsi yang menewaskan 3500 orang Palestina yang sebagian besar adalah anak-anak dan wanita.

Selama intifadha hingga Mei 1989 sekitar 7500 muslim Palestina terbunuh.

November 2007, serangan udara israel, 350 orang warga Palestina yang terbunuh.

Desember 2008, Israel kembali serang palestina, menewaskan lebih dari 300 orang.

Tak terhitung sudah berapa banyak manusia yang menjadi korban. Entah sudah berapa banyak ibu-ibu yang menangis di hadapan mayat putranya, juga anak-anak yang menangisi jenazah ayah ibunya di tengah angunan-bangunan yang hancur dan suara ledakan menggelegar dimana-mana. Tidakkah hati kita tersentuh melihat tragedi kemanusiaan ini?

Bagi mereka, ‘perdamaian’ hanya slogan yang tak pernah datang. Perundingan hanya berguna untuk mengulur waktu pembantaian, menunda pembunuhan demi pembunuhan. Dan di tengah itu semua, dunia hanya diam. Dunia bungkam. Bahkan, entah karena pertimbangan apa, Mesir malah melarang bantuan medis Arab yang akan disalurkan ke Gaza pada kasus serangan udara Israel ke Gaza, akhir desember ini (http://www.kispa.org/index.php/view/ berita;31/12/08).

Tidakkah kita dengar jeritan warga Palestina? Ketika mereka berteriak dan bertanya “Dimana keadilan? Dimana perdamaian? Sampai kapan kebiadaban ini berlangsung?”

Dan pada saat itu, dimana kita? []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar